Gotong-Royong

<< Selamat atas Pelantikan Muhammad Rizal sebagai Direktur Perusahaan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat 2020-2024>>

Kamis, 25 Juli 2019

Tim Visitasi ISTA Kemenpar Kunjungi Desinasi Wisata Jelenga


Tim Juri dari Indonesia Sustainable Tourism Award (ISTA) 2019 Kementerian Pariwisata akhirnya melakukan visitasi lapangan dalam rangka menindaklanjuti  hasil penilaian Desk Evaluation dan Rapat Dewan Juri Tahun 2019.  Kementerian telah menetapkan Destinasi Kawasan Pantai Jelenga yang dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Alam Asri sebagai salah satu nominasi dalam ajang penghargaan pariwisata berkelanjutan di Indonesia ini.
Tim Juri yang beranggotakan 3 orang ini dipimpin langsung Ketua Tim Juri ISTA 2019 Prof. Jatna Supriatna, Ph.D dan asesor Drs Djamang Ludiro, M.Si serta seorang staf Sekretariat Kemenpar Rudi Wahono mendatangi destinasi Pantai Jelenga dalam rngka visitasi lapangan.
Kedatangan tim juri disambut oleh H. Abdul Malik Nurdin, S.Sos, M.Si (Asisten Asisten Administrasi Umum dan Aparatur Sekretariat Daerah Kabupaten Sumbawa Barat), Syarafuddin Jarot (Senior Manager Social responsibility PT Amman Mineral Nusa Tenggara), Drs Zainuddin (Camat Jereweh), M. Syahril (Kepala Desa Beru) dan tokoh masyarakat dan pelaku pariwisata di Desa Beru.
Acara penyambutan tim ISTA diawali dengan pidato sambutan hangat dari M Syahril Kepala Desa Beru. Dalam sambutannya Syahril berharap destinasi wisata di desanya dapat menjadi pemenang dalam penghargaan ISTA ini sehingga dapat memajukan pariwisata sebagai salah satu sector ekonomi di Desa Beru.

Senin, 22 Juli 2019

Laut dan Pantai Bukan Tempat Sampah

























Di zaman yang serba modern ini, segala kebutuhan semakin mudah dipenuhi. Asal punya uang, segalanya telah tersedia dan dapat kita beli di warung tetangga hingga di toko modern.
Di warung-warung dan pasar tradisonal, hampir semua kebutuhan tersedia, mulai dari sembako, sayuran dan lauk hingga perkakas pertukangan. Begitu jua dengan toko modern, segala jenis barang tersedia mulai bumbu dapur hingga alat tulis kantor.
Di antaranya barang-barang yang diperjualkan, barang berbahan plastik paling membanjiri warung, pasar dan toko modern. Kemasannya juga hampir semua mengandung bahan dari plastik. Seperti tengah menjadi trend, plastik menjadi idola industri saat ini.
Sebagai bahan pengemas, plastik memang paling praktis, mudah diperoleh dan harganya tergolong murah.
Akibatnya, setiap hari kita berbelanja plastik lalu melepaskannya begitu banyak ke tempat sampah. Bagi mereka yang punya sedikit kepedulian, mungkin akan menyimpannya dan menggunakannya berulang kali agar tidak menambah volume sampah plastik yang terbuang ke alam. Tapi bagi mereka yang tidak peduli mungkin juga bodoh, setelah memakainya lalu dengan mudah membuangnya di sembarang tempat.
Bahkan ada yang sengaja membuangnya di pinggir jalan, pinggir perkampungan atau hutan. Mereka tidak mau rumah mereka kotor dengan plastik, tapi memilih mengotori tempat yang lain. Semua perilaku ini membuat mata tidak sedap lagi memandang jalanan dan kampung.
Kemudian sampah-sampah plastik itu diterbangkan angin kemana-mana, tercecer berserakan. Plastik bekas pembungkus makanan disukai unggas, kucing dan anjing. Ternak-ternak mencakar-cakar bungkusan plastik untuk memperoleh sisa butir makanan di dalamnya.
Di musim hujan, sampah plastik mengalir bersama air melewati selokan, mengalir bersama air sungai dan tentu saja menuju ke laut. Sebagian menempel di ranting-ranting kayu atau bambu, kawat beronjong atau mengendap bersama lumpur di dasar kali.  Sampah plastik yang “pandai berenang”, terus saja mengikuti arus sungai  menuju ke laut.
Plastik kemasan bening mirip ubur-ubur, dimakan oleh berbagai spesies penyu. Sebagian penyu mati karena memakan plastik, sebagian lagi enggan hidup di perairan kita karena limbah plastik. Penyu bermigrasi ke tempat lain, lalu populasi ubur-ubur meningkat, mereka menyantap plankton yang seharusnya menjadi makanan ikan-ikan.
Ikan-ikan menjauh dari perairan kita karena tidak ada lagi plankton yang dimakan. Dan kini, laut kita menjadi bak sampah terbesar tempat menampung plastik bekas. Laut menjadi kotor dan tidak nyaman bagi ikan-ikan.
Sebagian plastik dibawa ombak ke pinggir pantai, lalu kita menemukan pantai-lantai kita dipenuhi sampah plastik, kotor dan tidak sedap dipandang.
Padahal kita menganggap pariwisata adalah ekonomi masa depan, tapi perilaku kita terus saja mengotori kampung, hutan, jalan, sungai, laut dan pantai dengan sampah plastik. Wisatawan mana yang akan betah berwisata di lingkungan yang kotor dengan sampah plastik?


Rabu, 10 Juli 2019

Pokdarwis Alam Asri Jelenga, Salah Satu Nomine ISTA 2019


Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Alam Asri Jelenga telah ditetapkan sebagai salah satu dari 37 nomine ISTA (Indonesia Sustainable Tourism Award ) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Pengumuman resmi nama-nama nomine telah dikeluarkan oleh kementerian pada 27 Juni 2019 lalu.
Ketua Pokdarwis “Alam Asri” Jibrata Utama Arsyah berharap dapat menjadi salah satu pemenang dalam ajang ini sehingga dapat terus termotivasi membangun pariwisata di Kawasan Pantai Jelenga, Sumbawa Barat.
Oleh karena itu, dukungan dari berbagai pihak terutama pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat dan masyarakat Jelenga sangat dibutuhkan untuk membangun pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Sumbawa Barat.

Sebagaimana dilansir laman online Kementerian Pariwisata bahwa ISTA merupakan penghargaan dari Kementerian Pariwisata untuk destinasi yang telah menerapkan sistem pariwisata berkelanjutan. Ajang ISTA diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata untuk ketiga kalinya pada tahun ini dan terbuka untuk seluruh pengelola destinasi Pariwisata baik pengelola kawasan, agen travel, penyedia jasa, yayasan, maupun masyarakat lokal.
Kementerian Pariwisata menyatakan bahwa ISTA dilaksanakan bukan sebagai kompetisi untuk membandingkan antar destinasi/daya tarik wisatawan/bisnis pariwisata, akan tetapi untuk memotivasi destinasi lainnya agar dapat meningkatkan pengembangan pariwisata berkelanjutan.

Kamis, 11 April 2019

Sumbawa Barat akan Kembangkan Cagar Budaya

 
Bertempat di ballroom Tambora Hotel Grand Royal Taliwang, Wakil Bupati Sumbawa Barat Fud Syaifuddin, ST., memberikan arahan kepada seluruh pemerhati budaya Kabupaten Sumbawa Barat (11/4/2019). Dalam sambutannya pada acara “Sosialisasi Pola dan Kelola Pelestarian Cagar Budaya Daerah”, Wakil Bupati Sumbawa mengimbau kepada masyarakat, khususnya pelajar Kabupaten Sumbawa Barat untuk mempelajari, memahami, serta mendalami cagar budaya, karena ini sangat penting untuk mempelajari sejarah dan peninggalan purbakala. Wabup mengapresiasi kinerja Kepala Dinas Pariwisata yang berhasil mengadakan acara ini, yang mana baru pertama kali sepanjang sejarah Kabupaten Sumbawa Barat ini berdiri. “Selama 15 tahun Kabupaten Sumbawa Barat berdiri, baru kali ini kegiatan semacam ini dilaksanakan. ini merupakan kemajuan kinerja Kepala Dinas Pariwisata” jelasnya.

Berbicara tentang potensi peninggalan purbakala, Wabup menilai makam Datu Seran merupakan peninggalan yang berpotensi besar untuk dicagar, karena merupakan sejarah awal mula terbentuknya daerah Sumbawa Barat.

Diakhir sambutannya Wabup menyatakan kesiapan Kabupaten Sumbawa Barat bekerjasama dengan BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) untuk mengembangkan cagar budaya di Kabupaten Sumbawa Barat, dan berharap tidak berhenti sampai disini serta benar-benar menjalankan cagar budaya di daerah ini.
Dalam acara yang sama, Kepala BPCB Drs. Wayan Mulyarsih memberikan arahan tentang tahapan yang harus dilakukan apabila menemukan benda purbakala sehingga dijadikan cagar budaya. Bukan hanya di daaerah, namun saat ini cagar budaya sangat diperhatikan oleh pemerintah pusat, terbukti ketika pembangunan infrastruktur dimanapun, selalu di butuhkan pertimbangan dari tim cagar budaya, agar tidak merusak peninggalan sejarah. Wayan juga mengharapkan perhatian dan kerjasama dari Pemerintah Daerah, untuk membentuk tim cagar budaya khusus di wilayah ini agar bertanggung jawab atas pengelolaan, pelestarian, dan hukum cagar budaya di Kabupaten Sumbawa Barat.

Dikutip dari:

https://sumbawabaratkab.go.id/ksb-akan-kembangkan-cagar-budaya/