Pendidikan memegang peranan yang strategis
dalam dalam membangun
karakter bangsa, meningkat kualitas sumberdaya manusia sehingga mampu berdaya
saing dengan bangsa lain. Terutama di era globalisasi arus informasi dan
teknologi yang dicirikan dengan kaburnya batas-batas antar Negara, pendidikan diharapkan
mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Sebagai salah satu aspek yang sangat penting dan strategis bagi kehidupan
manusia, maka pendidikan
sangat berperan amat signifikan dalam membekali manusia untuk menyongsong masa
depan yang akan dijalaninya,
yang diwarnai tantangan dan perubahan.
Namun demikian, untuk mencapai tujuan tersebut tentu ada banyak tantangan yang dihadapi, di antaranya tantangan geografis. Kondisi demikian berakibat tidak
meratanya kesempatan memperoleh pendidikan yang layak terutama di desa-desa dan pedalaman
sehingga kesenjangan pengetahuan dan kemampuan vokasional masyarakat menjadi
beragam.
Dalam kondisi yang demikian,
masyarakat di desa terutama kalangan muda yang hidup pada era yang benar-benar
menuntut kemampuan yang bersaing, mereka selalu tertinggal dan tidak mampu
bersaing dalam mengisi kesempatan kerja karena rendahnya kemamapuan dan
minimnya keahlian yang dimilikinya.
Salah satunya dalam hal ini
pemuda-pemuda milenial di kawasan sekitar industry pertambangan di Kabupaten
Sumbawa Barat terutama di Kecamatan Jereweh, Maluk dan Sekongkang yang
merupakan wilayah penyangga operasional pertambangan.
Belum lagi terkait dengan rencana
pembangunan kawasan industri pemurnian hasil tambang (smelter) yang
menuntut tenaga muda berketerampilan (skilled) perlu direspon sejak dini
melalui program peningkatan keahlian pemuda.
Oleh karena itu, maka Lembaga Riset
dan Pengembangan Desa (RIPED) sebagai salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM)
yang memfokuskan diri pada isu-isu pemajuan kehidupan pedesaan memandang perlu
adanya peningkatan keterampilan dan keahlian pemuda melalui program pendidikan
singkat.
Sebagai institusi yang terus bergerak
untuk membantu pemerintah dalam memajukan kualitas sumberdaya manusia dan
kelembagaan masyarakat di desa, maka RIPED memfasilitasi penyelenggaraan Program
Pendidikan Diploma 1 Teknik Alat Berat bagi Pemuda di Kabupaten Sumbawa Barat.
Ketua RIPED Menandatangani MoU dengan AKOM Disaksikan Gubernur Nusa Tenggara Barat Dr. Zulkieflimansyah, SE, M.Sc |
Dengan bantuan dana dari Pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Barat, RIPED menggandeng Akademi Komunitas Olat Maras
(AKOM) sebagai tempat untuk menempa 40 orang pemuda desa untuk meningkatkan kompetensinya
dalam mengoperasikan alat berat.
Diharapkan melalui program pendidikan
ini akan membantu pemuda meningkatkan keterampilan dan keahliannya dalam
mengoperasikan alat berat. Dengan demikian, diharapkan terjadinya peningkatan pengetahuan
dan keterampilan peserta dalam mengoperasikan alat berat, memperluas kesempatan
kerja dan berusaha dan dengan demikian dapat membantu pemerintah dalam mengurangi
angka pengangguran.
Untuk merealisasikan
program tersebut, pada 15 November 2019 bertempat di Ruang Publik Kreatif
Universitas Teknologi Sumbawa, Muhammad Rizal, S.Sos, M.AP Ketua RIPED dan Agus
Harlian, SE Direktur Akademi Komunitas Olat Maras telah menandatangani Memorandum
of Understanding (MoU) tentang Penyelenggaraan Pendidikan Diploma 1 Teknik Alat
Berat bagi Pemuda Kabupaten Sumbawa Barat.
Bersamaan dengan
momentum Wisuda Angkatan II Akademi Komunitas Olat Maras, penandatanganan MoU
tersebut juga disaksikan oleh Dr. Zulkieflimansyah, SE, M.Sc Gubernur Provinsi
Nusa Tenggara Barat.
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.