Gotong-Royong

<< Selamat atas Pelantikan Muhammad Rizal sebagai Direktur Perusahaan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat 2020-2024>>

Sabtu, 30 Desember 2017

Strategi Pengembangan Potensi Sumberdaya Kelautan di Kabupaten Sumbawa Barat

Pendahuluan
Negara Indonesia memiliki wilayah laut sangat luas 5,8 juta km2 yang merupakan tiga per empat dari keseluruhan wilayah Indonesia. Di dalam wilayah laut tersebut terdapat sekitar 17.500 lebih dan dikelilingi garis pantai sepanjang 81.000 km, yang merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Fakta fisik inilah yang membuat Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia.
Selain peran geopolitik, wilayah laut kita juga memiliki peran geokonomi yang sangat penting dan strategis bagi kejayaan dan kemakmuran bangsa Indonesia. Sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia, Indonesia diberkahi Tuhan YME dengan kekayaan laut yang sangat besar dan beraneka-ragam, baik berupa sumberdaya alam terbarukan (seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumputlaut, dan produk-produk bioteknologi); sumberdaya alam yang takterbarukan (seperti minyak dan gas bumi, emas, perak, timah, bijih besi, bauksit, dan mineral lainnya); energi kelautan sepertipasang-surut, gelombang, angin, dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion); maupun jasa-jasa lingkungan kelautan seperti pariwisata bahari dan transportasi laut.
Oleh karena itu, potensi kelautan sangat penting dikembangkan secara optimal bagi peningkatan kesejahteraan bangsa Indonesia. Pengembangan kelautan tersebut diawali dengan adanya isu-isu permasalahan yang ada dan ditindaklanjuti dengan upaya pengelolaan kelautan dengan menggunakan prinsip-prinsip pengelolaan yang berkelanjutan, terpadu, desentralisasi pengelolaan, pemberdayaan masyarakat dan kerjasama internasional.
Potensi dan peluang pengembangan potensi kelautan meliputi (1) perikanan tangkap, (2) perikanan budidaya, (3) industri pengolahan hasil perikanan, (4) industri bioteknologi kelautan dan perikanan, (5) pengembangan pulau-pulau kecil, (6) pemanfaatan Benda Berharga Asal Muatan Kapal Tenggelam, (7) deep sea water, (8) industri garam rakyat, (9) pengelolaan pasir laut, (10) industri penunjang, (11) pengembangan kawasan industri perikanan terpadu, dan (12) keanekaragaman hayati laut.
Kabupaten Sumbawa Barat yang berlokasi pada koordinat 116o42’00’’- 117o08’00’’ bujur timur dan 8o22’00’’ - 9o05’00’’ lintang selatan dengan garis pantai sepanjang 167,8 km mempunyai potensi sumberdaya kelautan yang tidak kalah seperti di bagian utara yang terbentang antara Labuhan Poto Tano sampai Labuhan Sepakek di Kecamatan Seteluk berkembang pesat pertambakan, sedangkan di bagian tengah yaitu Kecamatan Taliwang seperti di Teluk Labuhan Lalar yang dikembangkan sebagai sentra budidaya mutiara laut. Sementara itu di bagian selatan seperti Maluk dan sekitarnya yang merupakan pusat berkembangnya wilayah pariwisata bahari. Potensi pariwisata lainnya seperti Gugusan Gili Balu, Kenawa, Pantai Jelenga, Labuhan Balat dan sebagainya. Potensi kelautan lainnya yang mempunyai peluang besar untuk dikembangkan adalah potensi perikanan baik perikanan tangkap maupun budidaya.
Namun, selama ini potensi laut tersebut belum dikembangkan secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh karena itu, untuk mengembangkan berbagai potensi yang ada diperlukan strategi dan kebijakan yang tepat guna lebih mengembangkan potensi yang ada secara efektif dalam mewujudkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sumbawa Barat.

Rabu, 04 Oktober 2017

Worksop Pengembangan Ekowisata Kawasan Pantai Jelenga


Kawasan Pantai Jelenga di Desa Beru Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat Provinsi Nusa Tenggara merupakan salah satu destinasi wisata bahari yang mempunyai daya tarik yang eksotik.  Pantai ini mempunyai ombak yang sangaat cocok untuk olahraga surfing. Beberapa titik di perairan Pantai Jelenga sangat cocok untuk kegiatan diving dan snorkeling.  Selain itu, pemandangan Pantai Jelenga juga sangat eksotik dengan sunset yang indah dan landskip yang diapit perbukitan indah.
Popularitas ombak Pantai Jelenga sudah dikenal luas hingga ke mancanegara. Beberapa event selancar kelas dunia pernah diselenggarakan di Pantai Jelenga. Bahkan perusahaan travel yang beroperasi secara online bernama BookSurfCamps.com mencatat Pantai Jelenga sebagai salah satu dari 235 destinasi surfing dunia yang direkomendasikan untuk dikunjungi para surfer.
Namun demikian, potensi ini belum dikembangkan secara optimal sehingga belum mampu memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat yang bermukim di sekitarnya. Hal ini terkait dengan masih minimnya perhatian berbagai pihak dalam pengembangan pariwisata di Pantai Jelenga.
Oleh karena itu, Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) "Alam Asri" dan Kelompok Masyarakat Pengawas Pantai (POKMASWAS) "Batu Layar" mengambil inisiatif untuk mengembangkan potensi pariwisata ini. Dengan difasilitasi oleh Lembaga Riset dan Pengembangan Desa (RiPED), Pokdarwis "Alam Asri" dan Pokmaswas "Batu Layar"  secara bertahap pada selama bulan September 2017 hingga 3 Oktober 2017 telah menyelenggarakan pengkajian pengembangan pariwisata berbasis masyarakat dengan menggunakan Metode ZOPP (ziel orientierte projekt planung).
Metode ZOPP ini merupakan salah satu metode yang kerap kali dipergunakan dalam penyusunan rencana program pengembangan masyarakat oleh lembaga kerjasama internasional Jermal GTZ/GIZ (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit).
Hasil pengkajian ini diharapkan mampu menemukan berbagai permasalahan yang menjadi kendala dalam pengembangan kawasan wisata Pantai Jelenga sebagai salah satu destinasi wisata bahari yang unggul. Berangkat dari berbagai permasalahan yang ditemukan kemudian disusun rangkaian kegiatan yang mendukung program pengembangan pariwisata berbasis masyarakat.
Hasil kegiatan ZOPP Pengembangan Kawasan Pantai Jelenga dapat diunduh di sini.