Gotong-Royong

<< Selamat atas Pelantikan Muhammad Rizal sebagai Direktur Perusahaan Daerah Kabupaten Sumbawa Barat 2020-2024>>

Minggu, 12 Oktober 2008

Lebo Taliwang: Sebuah Tragedy of The Common

Lebo Taliwang mempunyai potensi yang sangat besar, baik potensi hayati maupun non-hayati. Namun hingga saat ini berbagai potensi tersebut belum dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Ada banyak manfaat yang telah disumbangkan Lebo Taliwang bagi kehidupan masyarakat sekitarnya maupun bagi Kabupaten Sumbawa Barat pada umumnya. Namun dari sisi pengelolaan, Lebo Taliwang tampaknya tidak cukup mendulang perhatian yang sepadan sehingga dari tahun ke tahun terus mengalami degradasi.


Lebo Taliwang sebagai sumberdaya yang dapat diakses secara terbuka (open access resouces), sebagaimana dikatakan Garet Hardin (1968) mengalami The Tragedy of The Common. Banyak orang yang menuai manfaat dari keberadaan Lebo Taliwang, namun sebaliknya tidak banyak orang yang mau mempedulikan kelestariannya sehingga berujung pada terjadinya degradasi kualitas maupun kuantitasnya. Berikut ini berbagai isu dan permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan Lebo Taliwang.

Kelembagaan
Lebo Taliwang merupakan sumberdaya milik umum (common pool resources-CPRs) yang penting bagi masyarakat sekitarnya. Dalam banyak kasus, pengelolaan CPRs seperti danau ini seringkali mengalami masalah dalam keberlanjutannya karena setiap orang mempunyai minat untuk mengaskses manfaatnya secara terbuka, namun tidak banyak orang yang mempedulikan kelestariannya.
Pengelolaan kawasan Lebo Taliwang mengalami hambatan dalam hal kelembagaan sehingga melahirkan berbagai bentuk ketidak-sinkronan dan tidak terpadunya perencanaan, penyusunan program dan kegiatan, pemantauan dan evaluasi pembangunan yang dilakukan masyarakat, dunia usaha dan pemerintah. Kondisi tersebut pada akhirnya menyebabkan kesenjangan dan tumpang tindihnya peran antar-lembaga dalam pengelolaan sumber daya Lebo Taliwang. Koordinasi antar lembaga dan instansi merupakan syarat yang mendukung untuk dapat dilaksanakan strategi dan program aksi sampai mencapai sasaran atau target yang diinginkan.
Hingga saat ini, belum tersedia kelembagaan pengelolaan potensi Lebo Taliwang yang mapan dan mengakar di masyarakat. Sehingga diperlukan adanya penguatan keberadaan lembaga formal yang diintervensi melalui kebijakan pemerintah daerah maupun pada level yang lebih tinggi.
Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) harus lebih maksimal memainkan peran dan fungsinya dalam pengelolaan Lebo Taliwang. Begitu pula halnya dengan berbagai dinas dalam Pemerintah Daerah seperti Dinas Kehutanan, Dinas Perikanan serta Dinas Parawisata harus menjadi lembaga terdepan dalam menjaga pemanfaatan dan pelestarian ekosistem danau.

Jumat, 10 Oktober 2008

Lebo Taliwang, Kekayaan Flora dan Fauna Sumbawa Barat


-->
Danau adalah salah satu bentuk ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati. Ekosistem danau tersebut merupakan sebuah unit ekologi yang fungsional bagi lingkungan sekitarnya karena di dalamnya berlangsung interaksi yang kompleks antara komponen biotik (manusia, hewan dan tumbuhan) dan komponen abiotik yang meliputi tanah, topografi dan iklim.
Segala sesuatu dalam sebuah ekosistem saling berhubungan satu dengan yang lain. Oleh karena itu, sesuatu perubahan terhadap salah satu komponen dasar ekosistem, maka akan berdampak pada perubahan komponen-komponen yang lain, misalnya sistem air dan siklus airnya mengalami hambatan, maka akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan sistem hidup manusia, bahkan juga flora dan fauna di sekitar kawasan danau. Satu hal yang perlu diingat adalah keberagaman subsistem penyusun ekosistem danau diperkaya lagi oleh keberagaman jenis spesies dalam masing-masing subsistem. Beragam jenis spesies itu hidup pada masing-masing daerah yang terdapat di danau.
Lebo Taliwang, sebagaimana danau-danau lainnya mempunyai 4 daerah yang didasarkan pada kedalaman dan komunitas tumbuhan dan hewan yang menghuninya, yaitu :
1.      Daerah Litoral, yaitu daerah dangkal dimana cahaya matahari dapat menembus dengan optimal dengan komunitas organisme yang sangat beragam termasuk jenis-jenis ganggang yang melekat (khususnya diatom), berbagai siput dan remis, serangga, krustacea, ikan, amfibi, reptilia air dan semi air seperti kura-kura dan ular, itik dan angsa, dan beberapa mamalia yang sering mencari makan di danau. Suhu airnya hangat dan ditumbuhi oleh tanaman air yang berakar dan daunnya ada yang mencuat ke atas permukaan air.
2.      Daerah Limnetik, yaitu daerah air bebas yang jauh dari tepi dan masih dapat ditembus sinar matahari. Komunitas yang menghuninya adalah golongan ganggang dan sianobakteri termasuk berbagai fitoplankton yang merupakan mangsa berbagai Zooplankton. Zooplankton selanjutnya merupakan makanan bagi ikan-ikan kecil. Ikan kecil dimangsa oleh ikan yang lebih besar, kemudian ikan besar dimangsa ular, kura-kura, dan burung pemakan ikan. Ganggang berfotosintesis dan bereproduksi dengan kecepatan tinggi selama musim panas dan musim semi.
3.      Daerah Profundal, yaitu daerah dalam yang dihuni oleh komunitas cacing dan mikroba. Mikroba dan organisme lain menggunakan oksigen untuk respirasi seluler setelah mendekomposisi detritus yang jatuh dari daerah limnetik.
4.      Daerah Bentik, yaitu daerah dasar danau tempat terdapatnya bentos dan sisa-sisa organisme yang mati.
Sementara berdasarkan produksi materi organiknya, Lebo Taliwang dapat digolongkan sebagai danau eutropik karena perairannya dangkal dan kaya kandungan makanan. Berair keruh, di dalamnya terdapat bermacam-macam organisme yang menempatinya.
Menyimak penuturan beberapa penduduk di desa sekitar Lebo Taliwang. Sebenanrnya pada masa lalu perairan Lebo Taliwang tergolong dalam sehingga mencapai 8-10 meter. Dengan demikian, sebenanrnya pada masa lalu Lebo Taliwang merupakan danau oligotrofik yang telah berubah menjadi danau eutropik. Perubahannya ini terjadi secara berangsung-angsur disebabkan oleh aktivitas masyarakat, misalnya dari limbah dan buangan rumah tangga, pestisida pertanian dan sebagainya, yang memperkaya Lebo dengan kandungan nitrogen dan fosfor. Akibatnya terjadi peledakan populasi gulma air (blooming), dan akhirnya menghabiskan suplai oksigen di perairan tersebut.
Tonyong (teratai) merupakan salah satu
jenis flora endemik di Lebo Taliwang
Danau juga merupakan sumber keanekaragaman hayati yang harus diperhitungkan  dan dapat dimanfaatkan. Kehidupan akuatik yang terdapat di dalam danau merupakan simbiosa yang saling berketergantungan, karena di dalam danau terdapat flora baik sebagai fitoplankton maupun tumbuhan air tingkat tinggi yang mampu memproduksi makanan; fauna baik sebagai zooplankton maupun hewan lainnya, dan juga mikroorganisme/bakteri pengurai.
Keseimbangan ekosistem danau akan mempengaruhi produktivitasnya yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, misalnya ikan ataupun tumbuhan air lainnya yang dapat dikonsumsi dan bernilai ekonomis.
Keanekaragaman Flora
Identifikasi Flora Danau yang dilakukan Yayasan Serikat Tani Pembangunan sepanjang Maret dan April 2008 menemukan bahwa di perairan Lebo Taliwang terdapat berbagai 26 jenis gulma air (aquatic weeds) yang dapat dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
1.      Gulma yang tumbuh mengapung (floating weeds), antara lain: Eceng gondok (Eichornia crassipes),  Kiambang (Pistia stratiotes), Taleko ayam (Ludwigia adscendeus), Rebulino (Foligonum sp), dan Sekejut (Neptunia prostata).
2.      Gulma yang daunnya mengapung, sedangkan batang dan perakarannya tenggelam (Roated floating weeds), antara lain: Teratai (Nelumbium nelumbo  Linn); Teratai putih (Nymphaea alba); Kangkung (Ipomoea aquatica), lidah naga (Ottelia alismoides), dan Nymphoides indica.
3.      Gulma yang hidup tenggelam (submerged weeds), antara lain: Ganggang Hydrilla verticillata, Ganggang Ceratophilum demersum; dan Ganggang Utricularia vulgaris.
4.      Gulma yang sebagian tubuhnya tenggelam dan sebagian mengapung (emergent weeds), antara lain: Turi rawa (Sesbania sericea); dan Rumput teki (Cyperus rotundus).
Di samping tumbuhan air tersebut di sempadan Lebo Taliwang juga ditumbuhi oleh berbagai jenis tumbuhan (marginal weeds) antara lain: Rumput Bebalung (Panicum repens); Gerempang/Rumput belulang (Eleusine indica); Kalamenta (Leersia hexandra); Tapak dara (Jussiaea sp); Paku Tanah (Pteris ensiformis); Tumbaran (Fimbristylis littoralis); Bayam pasir (Cyathula prostrata); Urang aring (Eclipta alba); Rumput bebek (Echinochoa colona); Ekor anjing (Heliotropium indicum); Ilalang (Imperata cylindrical); Gelagah (Saccharum spontaneum); Pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis); Putri malu (Mimosa pudica); Rambusa (Passiflora foetida); Dusty Miller (Senecio cineraria).
 Empat Kelompok Gulma Lebo Taliwang
Keanekaragaman Fauna
Ada 2 jenis hewan invertebrata yang ditemukan di Lebo Taliwang, yaitu Keong gonang (Pila sp); dan Kepiting sawah.
a. Mamalia
Informasi dari masyarakat yang dihimpun Yayasan Serikat Tani Pembangunan diketahui bahwa masih ada mamalia yang tersebar di beberapa hutan perbukitan sekitar Lebo Taliwang yaitu babi hutan, musang dan beberapa jenis kera.
b. Burung
Hasil pemantauan Balai Konservasi Sumberdaya Alam Provinsi Nusa Tenggara Barat (KSDA NTB) dan Komunitas Hijau Biru-KHB (2007) mengidentifikasi bahwa di Lebo Taliwang terdapat 81 spesies burung dari 39 famili, antara lain:
1)      Famili Podicipedidae: Titihan telaga
2)      Famili Fregatidae: Cikalang besar
3)      Famili Phalacrocoracidae: Pecuk-padi hitam dan Pecuk-padi belang
4)      Famili Pelecanidae: Undan kacamata
5)      Famili Ardeidae: Cangak abu, Cangak merah, Kuntul besar, Kuntul perak, Kuntul kecil, Kuntul kerbau, Blekok sawah, Kokokan laut, Kowak-malam abu, Bambangan kuning, Bambangan merah.
6)      Famili Ciconiidae: Bangau Bluwok, Bangau Sandang Lawe
7)      Famili Threskiornithidae: Ibis roko-roko
8)      Famili Accipitridae: Elang tikus, Elang bondol, Elang alap coklat.
9)      Famili Falconidae: Alap-alap sapi
10)  Famili Dendrocygnidae: Belibis kembang, Belibis batu
11)  Famili Anatidae: Itik Benjut, Itik gunung
12)  Famili Phasianidae: Ayam hutan hijau, Gemak loreng
13)  Famili Rallidae: Tikusan merah, Tikusan alis putih, kareo padi, Mandar batu, Mandar Besar.
14)  Famili Jacanidae: Burung-sepatu jengger
15)  Famili Rostratulidae: Berkik kembang besar
16)  Famili Charadriidae: Trulek topeng, Cerek Kalung Kecil
17)  Famili Scolopacidae: Trinil kaki-hijau, Trinil semak, Berkik rawa, Kedidi ekor tajam
18)  Famili Sterninae: Dara Laut sayap hitam
19)  Famili Columbidae: Dederuk Jawa, Tekukur biasa, Perkutut Jawa, Perkutut Loreng.
20)  Famili Psittacidae: Perkici pelangi, Nuri pipi merah
21)  Famili Centropodidae: Bubut alang-alang
22)  Famili Apodidae: Walet sarang-putih, Walet sapi
23)  Famili Alcenidae: Raja-udang biru, Raja-udang erasia
Burung Mandar Batu  (Gallinula Chloropus
Salah satu jenis burung langka di Lebo Taliwang
(Sumber: Komunitas Hijau Biru, 2006).
24)  Famili Meropidae: kirik-kirik laut dan Kirik-kirik australia
25)  Famili Pittidae: Paok la'us
26)  Famili Hirundinidae: layang-layang api, Layang-layang batu, layang-layang loreng
27)  Famili Motacillidae: Apung tanah
28)  Famili Pycnonotidae: cucak kutilang
29)  Famili Dicruridae: Srigunting
30)  Famili Oriolidae: Kepodang kuduk hitam
31)  Famili Turdidae: Decu belang
32)  Famili Sylviidae: Kerakbasi ramai
33)  Famili Citiscolidae: Cici padi
34)  Famili Laniidae: Bentet kelabu
35)  Famili Meliphagidae: koakiu, Isap-madu australia
36)  Famili Nectariniidae: Burung madu kelapa, Burung madu Sriganti
37)  Famili Dicaeidae: Cabai dahi-hitam
38)  Famili Passerinae: Burung gereja-erasia, dan Gelatik Jawa, Manyar Jambul
39)  Famili Estridinae: Pipit zebra, Bondol taruk, Bodol peking, Bondol pancawarna, Bondol kepala pucat
c. Ikan
Lebo Taliwang juga kaya akan berbagai jenis ikan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat, antara lain: Belut (Monopterus albus); Sidat (Anguilla sp); Betok (Anabas testudineus); Gabus (Ophiocephalus striatus/ Channa striata); Gurami (Osphronemus gouramy); Kepala Timah (Aplocheilus panchax); Koan (Ctenopharyngadon idella); Lele (Clarias batrachus); Mujahir (Telapia mosambica); Nila (Tilapia nilotika); dan Sepat (Trichogaster pectoralis).
d. Reptil dan ampibi
Menurut informasi yang dihimpun Yayasan Serikat Tani Pembangunan diketahui bahwa di Lebo Taliwang terdapat beberapa jenis reptil dan ampibi, antara lain: Biawak (Varanus salvatoe); Ular piton (Python reticulates); Ular kobra (Naja sp); Kura-kura  (Cuora amboinensis); Katak kolong (Bufo melanostictus); Katak sawah (Rana cancrivora); Katak rawa (Rana limnocharis); Kadal kebun (Mabuya multifasciata); Katak sungai (Bufo asper); Katak kolam (Rana chalconota); Katak gading (Rana erythraea); Katak hijau (Occidozyga lima); Katak tegalan (Fejervarya limnocharis); Katak batu (Limnonectes macrodon), dan Katak pohon (Polypedates leucomystax).